Pengertian Psikoligi
Lintas Budaya
Pengertian
dari Psikologi Lintas Budaya itu sendiri ialah kajian mengenai persamaan dan
perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan
kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara (variabel) psikologis dan
sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan
yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian
mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara
perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku
manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif
sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain
mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset
lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit
antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan
maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai
kemunculan perbedaan perilaku.
Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai
hasil karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part
of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan
manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk
terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa
disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi
tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas
budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat
Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya
objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu
yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat
transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah
segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan
lainnya.
Tujuan Psikologi
Lintas Budaya
Tujuan yang pertama yang paling nyata ialah pengujian kerampatan (generality)
pengetahuan dan teori psikolos yang ada. Tujuan ini pernah diuraikan oleh J.W.
Whiting (1968). Ia mengatakan bahwa kita menggunakan psikologi lintas budaya
melaui penggunaan data “beragam orang dari seantero dunia semata-mata untuk
menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan prilaku manusia”. Dawson
(1971) mengajukan tujuan ini ketika menyatakan bahwa psikologi lintas budaya
dirancang “agar kesahihan universal teori-teori psikologi dapat dikali secara
lebih efektif.” Pandangan ini lebih jauh digaungkan olehSeggal dan kawan-kawan
(1990), yang menyatakan bahwa “ mengingat pentingnya budaya sebagai suatu
penentu prilaku, para psikologi wajib menguji kerapatan lintas budaya dari
asas-asas mereka sebelum menerapkan asas-asas itu”.
Menurut Berry dan Darsen (1974) yang disebut dengan “tujuan membawa dan menguji
“ adalah sang psikologi berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke
lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain
serta bertujuan untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam
pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan ini juga bertujuan
untuk menjernihkan tujuan-tujuan yang lain , sehingga dari kegagalan itu, kita
dapat mencari tau sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara alternative. Dengan
demikian tujuan psikologi Lintas Budaya adalah mencari perbedaan serta
persamaan dari psikologi dalam berbagai budaya. Budaya dalam kehidupan manusia
adalah hal yang dekat dan melekat pada nya. Budaya merupakan hasil karya
manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupan nya.
Tujuan mempelajari Psikologi Lintas Budaya yaitu menjadikan kehidupan ini
menjadi lebih baik dengan keadaan akhir yang di inginkan tersebut. Kelly
mendefinisikan budaya sebagai bagian besar yang terlibat dalam proses harapan
-harapan yang di pelajari atau di alami. Orang -orang memiliki kelompok
budaya yang sama akan mengembangkan cara - cara tertentu dalam mengkonstruk
peristiwa - peristiwa , dan mereka pun mengembangkan jenis - jenis harapan yang
sama mengenai jenis perilaku tertentu .
Hubungan Psikologi
Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain
· Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan ilmu
Antropologi
Sementara
psikologi lintas budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin
cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya sebagai contoh,
banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak di tangani oleh
antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk
topik-topik seperti kekerabatan distribusi tanah dan ritual. Ketika antroplog
melakukan konsentrasi pada bidang psikolog, mereka berfokus pada
kegitan di mana data dapat di kumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti
usia anak- anak di bimbing atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh
yang signifikan data. Antropologi ada banyak pertanyaan yang lebih abstrak
sering di tangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
Ruang lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara psikologi lintas budaya
(cross cultural) mengenai kepribadian dan system social budaya. Meliputi
masalah-masalah sebagai berikut:
a.
Hubungan struktur social dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak
pada umumnya.
b.
Hubungan antara struktur kepribadian rata dengan system peran (role system) dan
aspek proyeksi dari kebudayaan.
· Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan
Psikologi Indigenous
Psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous
memiliki sifat yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur
manusia yang ada didalamnya. Psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah
laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di
indonesia. Jadi arti dari Psikologi Indigenous adalah proses percampuran dari
psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan Psikologi
Lintas Budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam
budaya yang ada di Indonesia.
· Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan
Psikologi Budaya
Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba
mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.
Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan
prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi
prilaku manusia.
· Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan Imu
Sosiologi
Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah
kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang
antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang
menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan
kebudayaan sendiri.