Jumat, 28 Desember 2012

Multikulturalisme


Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua bagian manusia terhadap kehidupannya yang kemudian akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
Definisi
Multikulturalisme berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu.
“Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007).
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, then is one that includes several cultural communities with their overlapping but none the less distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, historis, customs and practices”; Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007)
Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)
Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000)
Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M. Atho’ Muzhar).

Minggu, 04 November 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural


Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.

Relasi Internakultural adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras,etnis, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagaihuman flow across national boundaries. Misalnya dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Internalkultural memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1.       Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang  bersumber dari seorang individu.
a.       Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal.
b.      Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing
c.       Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.
d.      Menyatakan Integrasi Sosial
Menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.

2.       Fungsi Sosial
a.       Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
b.      Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan.
c.       Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
d.      Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu,Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.


Hubungan antara Akulturasi dan Relasi Internakultural
Terdapat hubungan antara akulturasi dengan internakultural, salah satunya akulturasi dapat terwujud dengan adanya peran dari internakultural yaitu proses komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Dengan adanya komunikasi budaya yang tercipta di dalam individu di suatu kelompok, atau komunikasi antar kelompok membuat proses akulturasi dalam suatu wilayah dapat berjalan dengan baik demi mencapai kesejahteraan setiap individu yang terdapat di dalamnya. Apabila relasi internakultural dapat terjalin dengan baik, maka seiring berjalannya waktu keberadaan budaya asing dapat diterima secara perlahan di suatu wilayah, tanpa menghilangkan kebudayaan asli dari wilayah tersebut. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa akan menimbulkan sebuah perpaduan baru di wilayah tersebut. Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah di Pulau Bali. Dengan akulturasi seseorang belajar untuk mengkondisikan bagaimana pengaruh asing mempengaruhi kebudayaan pribumi dan relasi internakultural terjadi dengan adanya pengkondisian komunikasi antar budaya yang membuat manusia saling berinterkasi dengan budaya yang bermacam-macam di dunia ini.

Kamis, 11 Oktober 2012

Transmisi Budaya dan Biologis serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan

A. Pengertian Transmisi Budaya

Transmisi budaya adalah penyebaran culture yang berasal dari orang terdahulu mulai generasi satu ke generasi lainnya tentang sesuatu hal yang menyangkut budaya sehingga sulit untuk di ubah di karenakan tradisinya sudah dilakukan secara turun temurun. Di zaman globalisasi ini transmisi budaya sudah banyak terjadi di mulai dari kalangan anak, remaja dan dewasa, terutama anak remaja yang menjadi sorotan publik dikarenakan pemikiran para remaja masih bisa berubah-ubah  dan tidak setabil sehingga dapat dengan mudah di pengaruhi dengan budaya-budaya baru yang masuk ke dalam kehidupan yang kemudian mereka jalankan secara tidak sadar budaya itu masuk dan melekat dalam diri remaja.

Kalau sudah seperti itu kasusnya maka akan sulit di lepaskan sama halnya dengan budaya korupsi, mungkin kalau dulu tidak akan ada yang korupsi maka sekarang tidak akan terjadi yang namannya korupsi besar – besaran  karena setelah di lihat – lihat dapat di simpulkan bahwa karakteristik budaya atau orang indonesia itu ikut-ikutan, sehingga kalau ada yang korupsi satu maka yang lainnya ikut – ikutan. Kasus terbaru sekarang lagi –lagi remaja yang menjadi sorotan  yaitu maraknya  tawuran antar sekolah, kenapa itu bisa terjadi? Dikarenakan banyaknya tontonan – tontonan kekerasan yang dengan bebas dapat di akases sehingga memunculakan anak remaja itu untuk mengikutinya.

B.       Bentuk Transmisi Budaya
Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu di mulai dari institusi keluarga terutama tokoh ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota
 Pengaruh Terhadap Perkembangan Psikologi Individu
Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Akulturasi terjadi karena sekelompok orang yang berangsur-angsur mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkup yang menjadi tempat tinggalnya sekarang . Contoh : bali kaya akan budaya sehingga banyak menarik minat para touris untuk berkunjung ke bali dan bahkan sampai banyak touris yang menikah dengan orang bali, maka mau tidak mau ketika acara pernikahanya orang touris tersebut harus mengikuti adat bali untuk menghargai tradisi bali.

Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Manusia tidak bisa terlepas melalui proses belajar karena dengan proses itu kita tahu banyak hal serta dengan kita menyesuaikan diri dengan alam maka alampun akan memberi energi positif buat kita sehingga dapat menjadi individu yang baik.

D.      Awal Perkembangan dan Pengasuhan
Transmisi budaya dapat terjadi tergantung dari awal perkembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing  individu orangtua. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan seperti kasus anak yang ibunya bekerja maka dengan terpaksa anak tersebut di asuh oleh pembantu rumah tangga atau baby sister sehingga secara otomatis anak tersebut akan lebih dekat dengan pembantu rumah tangga atau baby sister dikarenakan yang anak lihat sehari-hari itu pembantu rumah tangga atau baby sister.
Maka jangan kaget anak jika tiba- tiba anak bertingkah aneh atau berkata – kata asing pada orangtuannya itu dikarenakan mungkin karena mereka menirukan gaya bahasa atau tingkah laku yang di gunakan oleh pembantu rumah tangga atau baby sister itu selama mengasuh si anak itu dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.

Psikologi Lintas Budaya



Pengertian Psikoligi Lintas Budaya

           Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya itu sendiri ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara (variabel) psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
           
            Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.
           
            Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan lainnya.

Tujuan Psikologi Lintas Budaya
           
            Tujuan yang pertama yang paling nyata ialah pengujian kerampatan (generality) pengetahuan dan teori psikolos yang ada. Tujuan ini pernah diuraikan oleh J.W. Whiting (1968). Ia mengatakan bahwa kita menggunakan psikologi lintas budaya melaui penggunaan data “beragam orang dari seantero dunia semata-mata untuk menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan prilaku manusia”. Dawson (1971) mengajukan tujuan ini ketika menyatakan bahwa psikologi lintas budaya dirancang “agar kesahihan universal teori-teori psikologi dapat dikali secara lebih efektif.” Pandangan ini lebih jauh digaungkan olehSeggal dan kawan-kawan (1990), yang menyatakan bahwa “ mengingat pentingnya budaya sebagai suatu penentu prilaku, para psikologi wajib menguji kerapatan lintas budaya dari asas-asas mereka sebelum menerapkan asas-asas itu”. 

            Menurut Berry dan Darsen (1974) yang disebut dengan “tujuan membawa dan menguji “ adalah sang psikologi berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain serta bertujuan untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan ini juga bertujuan untuk menjernihkan tujuan-tujuan yang lain , sehingga dari kegagalan itu, kita dapat mencari tau sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara alternative. Dengan demikian tujuan psikologi Lintas Budaya adalah mencari perbedaan serta persamaan dari psikologi dalam berbagai budaya. Budaya dalam kehidupan manusia adalah hal yang dekat dan melekat pada nya. Budaya merupakan hasil karya manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupan nya.
           
            Tujuan mempelajari Psikologi Lintas Budaya yaitu menjadikan kehidupan ini menjadi lebih baik dengan keadaan akhir yang di inginkan tersebut. Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian besar yang terlibat dalam proses harapan -harapan yang di pelajari  atau di alami. Orang -orang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara - cara tertentu dalam mengkonstruk peristiwa - peristiwa , dan mereka pun mengembangkan jenis - jenis harapan yang sama mengenai jenis perilaku tertentu .


Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan ilmu Antropologi

            Sementara psikologi lintas budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak di tangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan distribusi tanah dan ritual. Ketika antroplog melakukan konsentrasi pada bidang psikolog,  mereka berfokus pada kegitan di mana data dapat di kumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak- anak di bimbing atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data. Antropologi ada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering di tangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
            Ruang lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan system social budaya. Meliputi masalah-masalah sebagai berikut:
a.    Hubungan struktur social dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.
b.    Hubungan antara struktur kepribadian rata dengan system peran (role system) dan aspek proyeksi dari kebudayaan.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous
            Psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous memiliki sifat yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur manusia yang ada didalamnya. Psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di indonesia. Jadi arti dari Psikologi Indigenous adalah proses percampuran dari psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan Psikologi Lintas Budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam budaya yang ada di Indonesia.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya
            Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku manusia.

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan Imu Sosiologi
            Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.

Senin, 19 Maret 2012

Contoh kasus kesehatan mental yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari


Seperti yang kita ketahui bahwa 'Kesehatan mental' ialah kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai kemampuannya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat serta teman sebaya.
Ada beberapa kasus mengenai kesehatan mental di dalam kehidupan sehari hari di yang terjadi di masyarakat. Salah satu nya mengenai tanda tanda orang kecanduan penggunaan facebook atau situs jejaring sosial lainnya merupakan sebuah laporan baru  yang menyebutkan bahwa kecanduan jejaring sosial juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasi diri. Selain itu dengan sering menggunakan jejaring sosial dapat mengurangi waktu untuk berkomunikasi baik dengan keluarga maupun teman di sekitar karena lebih memilih untuk menatap layar dan tidak ingin terpisah terlalu lama. Perilaku seperti ini mampu meningkatkan resiko kesehatan serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr. Aric Sigman dalam the Biologist, jurnal yang di rilis oleh The Institute of Biology. 
Media Elektronik juga menghancurkan secara perlahan lahan kemampuan anak-anak di kalangan muda untuk berkemampuan sosial dan  membaca bahasa tubuh. Salah satu perubahan yang terjadi adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit perhari. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, maka akan mengalami cidera tekanan berulang-ulang. Penyakit punggung merupakan hal umum yang terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan komputer. Jika malam hari, masih sibuk menggunakan jejaring sosial tersebut, maka akan mengalami kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dapat menyebabkan kantuk yang berkepanjangan,sulit konsentrasi dan depresi dari sistem kekebalan.
Seseorang yang menggunakan komputer terlalu lama dapat mengakibatkan gangguan fisik yang lemah dan bahkan dapat mengakibat kan obesitas. Tidak heran, jika Dr. Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi pelengkap untuk kehidupan kita dengan meningkatkan kualitas hidup,tetapi yang terjadi adalah tidak  menjadi alat meningkat kan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah.
Jadi, dapat di simpulkan secara psikologis bahwa orang yang tidak mampu menyesuaikan dirinya terhadap berbagai tuntutan perkembangan baik diri maupun orang lain akibat dari kesibukan penggunaan jejaring sosial yang berlebih yang akhirnya mengurangi interaksi sosial terhadap orang lain  dapat mengganggu kesehatan mentalnya dalam menyesuai kan diri dengan lingkungannya. Bukan hanya mental, tetapi itu juga dapat terjadi pada gangguan kondisi fisik.


sumber.
http://bigsidik.blogspot.com/2011/02/kesehatan-mental.html
http://episentrum.com/artikel-psikologi/efek-psikologis-facebook-bagi-kesehatan-mental/

Minggu, 18 Maret 2012

Kesehatan Mental


Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Dalam buku lain dikatakan bahwa kesehatan mental adalah suatu jiwa yang terdapat pada seseorang yang dapat bertumbuh dan berkembang secara normal semaximal mungkin serta bebas dari kelainan-kelainan, gangguan-gangguan, penyakit kejiwaan serta dampak negatif terhadap system kejiwaragaan (mind body problem atau psychomatic system).
Dari berbagai macam pendapat tentang definisi kesehatan mental dapat ditarik suatu kesimpulan bahwasecara umum kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana individu dapat menggunakan denganmaksimal kemampuannya, mampu untuk mengatasi stress dan mengurangi timbulnya gangguanpenyakit mental, gangguan emosional dan mampu merasakan secara positif kebahagian.
Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.
Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.
Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental. Kesehatan mental terkait dengan; bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. Kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.