Jumat, 10 Januari 2014

Hubungan Psikologi Dengan Sistem Informasi


Psikologi menurut Carole Wade & Carol Travis (2007) adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku & berbagai proses mental serta bagaimana perilaku & berbagai proses mental itu dipengaruhi oleh kondisi mental organisme & dari lingkungan eksternal.

Lalu definisi menurut Heru Basuki (2008), bahwa psikologi itu adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang mempelajari perilaku, sebagai menifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, kognitif, & emosional.

Dari definisi psikologi kedua tokoh diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku & proses mentalnya.

Menurut Kertahadi (dalam Al Fatta, 2007) sistem informasi adalah suatu alat utnuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan menyajikan sinergi organisasi pada proses.

Menurut Irene Joos, dkk (2009) sistem informasi adalah suatu sistem yang memiliki tujuan sendiri untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan sisteminput/process/output.

Menurut Chr. Jimmy L. Gaol (2008) sistem informasi psikologi bertujuan mendapatkan pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan menggunakan informasi formal.

Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah sebuah sistem yang memiliki tujuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penerima berupa data tentang psikologi.


CONTOH KASUS DAN ANALISA
Untuk dapat bekerja secara sempurna, dibutuhkan delapan unsur yang meliputi: metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, suatu tim yang multidisipliner, pengorganisasian dan pengelolaan, disipilin untuk bdiang yang nonkuantitatif, teknik model matematik, teknik simulasi, teknik optimasi, dan aplikasi komputer. Dalm melakukannya dapat menggunakan komputer atau tanpa menggunakan komputer. Tetapi, adanya komputer memudahkan penggunaan model dan teknik simulasi dalam sistem, terutama sangat diperlukan jika menghadapi masalah yang cukup luas dan kompleks dimana banyak sekali peubah data dan interkasi yang mempengaruhi.

Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan komponen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem. Komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda sesuai dengan tujuannya masing – masing dan saling berinteraksi satu sama lain,serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada.

Sebagai contoh dari analisisnya adalah jika para pegawai HRD ingin menghitung hasil IQ atau psikotes dalam jumlah yang sangat banyak tidaklah efisien jika mengerjakan satu persatu (manual), maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang berguna untuk penggunanya dimana sistem tersebut sangat bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan.

Konsepnya adalah sistem tersebut berguna sebagai cara berpikir yang dapat memberikan pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Sehingga kaitan antara faktor teknologi, ekonomi, dan sosial makin lama makin erat. Hal ini mencerminkan kompleksitas dari lingkungan.

Lalu diperlukan juga keterpaduan antara pengolahan – pengolahan data yang makin rumit menjadi informasi yang diperlukan untuk pembuatan keputusan. Pengolahan data yang makin lama makin rumit ini perlu dilaksanakan melalui oeralatan yang lebih kompleks dan keahlian yang lebih khusus untuk menanganinya. Spesialisasi ini makin membuat pengolahan data menjadi suatu kegiatan tersendiri. Seperti hal nya pada saat ini banyak sekali software yang berguna untuk membantu para tester ataupun psikolog menghitung hasil IQ, atau hasil dari psikotes yang sudah dberikan. Seperti software untuk menghitung hasil dari Pauli test, IST, maupun WAIS