Kamis, 11 Oktober 2012

Psikologi Lintas Budaya



Pengertian Psikoligi Lintas Budaya

           Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya itu sendiri ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara (variabel) psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
           
            Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.
           
            Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan lainnya.

Tujuan Psikologi Lintas Budaya
           
            Tujuan yang pertama yang paling nyata ialah pengujian kerampatan (generality) pengetahuan dan teori psikolos yang ada. Tujuan ini pernah diuraikan oleh J.W. Whiting (1968). Ia mengatakan bahwa kita menggunakan psikologi lintas budaya melaui penggunaan data “beragam orang dari seantero dunia semata-mata untuk menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan prilaku manusia”. Dawson (1971) mengajukan tujuan ini ketika menyatakan bahwa psikologi lintas budaya dirancang “agar kesahihan universal teori-teori psikologi dapat dikali secara lebih efektif.” Pandangan ini lebih jauh digaungkan olehSeggal dan kawan-kawan (1990), yang menyatakan bahwa “ mengingat pentingnya budaya sebagai suatu penentu prilaku, para psikologi wajib menguji kerapatan lintas budaya dari asas-asas mereka sebelum menerapkan asas-asas itu”. 

            Menurut Berry dan Darsen (1974) yang disebut dengan “tujuan membawa dan menguji “ adalah sang psikologi berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain serta bertujuan untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan ini juga bertujuan untuk menjernihkan tujuan-tujuan yang lain , sehingga dari kegagalan itu, kita dapat mencari tau sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara alternative. Dengan demikian tujuan psikologi Lintas Budaya adalah mencari perbedaan serta persamaan dari psikologi dalam berbagai budaya. Budaya dalam kehidupan manusia adalah hal yang dekat dan melekat pada nya. Budaya merupakan hasil karya manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupan nya.
           
            Tujuan mempelajari Psikologi Lintas Budaya yaitu menjadikan kehidupan ini menjadi lebih baik dengan keadaan akhir yang di inginkan tersebut. Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian besar yang terlibat dalam proses harapan -harapan yang di pelajari  atau di alami. Orang -orang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara - cara tertentu dalam mengkonstruk peristiwa - peristiwa , dan mereka pun mengembangkan jenis - jenis harapan yang sama mengenai jenis perilaku tertentu .


Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan ilmu Antropologi

            Sementara psikologi lintas budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak di tangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan distribusi tanah dan ritual. Ketika antroplog melakukan konsentrasi pada bidang psikolog,  mereka berfokus pada kegitan di mana data dapat di kumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak- anak di bimbing atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data. Antropologi ada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering di tangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
            Ruang lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan system social budaya. Meliputi masalah-masalah sebagai berikut:
a.    Hubungan struktur social dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.
b.    Hubungan antara struktur kepribadian rata dengan system peran (role system) dan aspek proyeksi dari kebudayaan.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous
            Psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous memiliki sifat yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur manusia yang ada didalamnya. Psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di indonesia. Jadi arti dari Psikologi Indigenous adalah proses percampuran dari psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan Psikologi Lintas Budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam budaya yang ada di Indonesia.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya
            Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku manusia.

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan Imu Sosiologi
            Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar